Tak perlu mengkhawatirkan masalah rezeki
Tak Perlu Khawatir dengan Rezeki
Rezeki kita sudah diatur dan sudah ditentukan. Kita tetap berikhtiar. Namun tetap ketentuan rezeki kita sudah ada yang mengatur. So, tak perlu khawatir akan rezeki.
๐ฌ Nabi shallallahu โalaihi wa sallam bersabda,
ููุชูุจู ุงูููููู ู ูููุงุฏููุฑู ุงููุฎููุงูุฆููู ููุจููู ุฃููู ููุฎููููู ุงูุณููู ูููุงุชู ููุงูุฃูุฑูุถู ุจูุฎูู ูุณูููู ุฃููููู ุณูููุฉู
โAllah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.โ (HR. Muslim no. 2653, dari โAbdullah bin โAmr bin Al โAsh)
Dalam hadits lainnya disebutkan,
ุฅูููู ุฃูููููู ู ูุง ุฎููููู ุงูููููู ุงููููููู ู ููููุงูู ุงููุชูุจู. ููููุงูู ู ูุง ุฃูููุชูุจู ููุงูู ุงููุชูุจู ุงููููุฏูุฑู ู ูุง ููุงูู ููู ูุง ูููู ููุงุฆููู ุฅูููู ุงูุฃูุจูุฏู
โSesungguhnya awal yang Allah ciptakan (setelah โarsy, air dan angin) adalah qalam (pena), kemudian Allah berfirman, โTulislahโ. Pena berkata, โApa yang harus aku tulisโ. Allah berfirman, โTulislah takdir berbagai kejadian dan yang terjadi selamanya.โ (HR. Tirmidzi no. 2155. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Ibnul Qayyim berkata,
โFokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu. Jangan menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang. Jika Allah -dengan hikmahNya- berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti โdengan rahmatNya- membukan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu.
Renungkanlah keadaan janin, makanan datang kepadanya, berupa darah dari satu jalan, yaitu pusar.
Lalu ketika dia keluar dari perut ibunya dan terputus jalan rezeki itu, Allah membuka untuknya DUA JALAN REZEKI yang lain [yakni dua puting susu ibunya], dan Allah mengalirkan untuknya di dua jalan itu; rezeki yang lebih baik dan lebih lezat dari rezeki yang pertama, itulah rezeki susu murni yang lezat.
Lalu ketika masa menyusui habis, dan terputus dua jalan rezeki itu dengan sapihan, Allah membuka EMPAT JALAN REZEKI lain yang lebih sempurna dari yang sebelumnya; yaitu dua makanan dan dua minuman. Dua makanan = dari hewan dan tumbuhan. Dan dua minuman = dari air dan susu serta segala manfaat dan kelezatan yang ditambahkan kepadanya.
Lalu ketika dia meninggal, terputuslah empat jalan rezeki ini, Namun Allah โTaโala- membuka baginya -jika dia hamba yang beruntung- DELAPAN JALAN REZEKI, itulah pintu-pintu surga yang berjumlah delapan, dia boleh masuk surga dari mana saja dia kehendaki.
Dan begitulah Allah Taโala, Dia tidak menghalangi hamba-Nya untuk mendapatkan sesuatu, kecuali Dia berikan sesuatu yang lebih afdhol dan lebih bermanfaat baginya. Dan itu tidak diberikan kepada selain orang mukmin, karenanya Dia menghalanginya dari bagian yang rendahan dan murah, dan Dia tidak rela hal tersebut untuknya, untuk memberinya bagian yang mulia dan berharga.โ (Al Fawaid, hal. 94, terbitan Maktabah Ar Rusyd, tahqiq: Salim bin โIed Al Hilali)
Masihkah kita khawatir dengan rezeki?
Ingatlah, rezeki selain sudah diatur, juga sudah dibagi dengan adil.
Allah Taโala berfirman,
ูููููู ุจูุณูุทู ุงูููููู ุงูุฑููุฒููู ููุนูุจูุงุฏููู ููุจูุบูููุง ููู ุงููุฃูุฑูุถู ูููููููู ููููุฒูููู ุจูููุฏูุฑู ู ูุง ููุดูุงุกู ุฅูููููู ุจูุนูุจูุงุฏููู ุฎูุจููุฑู ุจูุตููุฑู
โDan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.โ (QS. Asy Syuraa: 27)
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, โAllah memberi rizki pada mereka sesuai dengan pilihan-Nya dan Allah selalu melihat manakah yang maslahat untuk mereka. Allah tentu yang lebih mengetahui manakah yang terbaik untuk mereka. Allah-lah yang memberikan kekayaan bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya. Dan Allah-lah yang memberikan kefakiran bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya.โ (Tafsir Al Qurโan Al โAzhim, 6: 553)
Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.
Selesai disusun di Panggang, GK, 26 Rabiโul Akhir 1436 H
โ Penyusun: Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal
๐๐ป๐๐๐ป๐